Tiap kali kelam di hati,
Pasti terasa seperti mencucuk jiwa,
Apa hari ini aku bisa menjadi lebih baik dari hari semalam?
Tuhanku,
Banyak dosa-dosa yang tercalit di hati,
Jiwa yang Engkau sucikan tatkala menjenguk dunia,
Kini makin gelap gelita dengan noda dosa,
Walau hakikat kerap kuingatkan pada diri,
Bahwa Yang Satu sedang memerhati,
Ada kala aku tergelincir jua,
Pada dambaan dosa dan nafsu dunia.
Hati yang menangis,
Apa benar dirimu menangis kerana Dia?
Atau kerana manusia di sekelilingmu?
Bagaimana mungkin untuk aku ketahui,
Bahwa dirimu menangis kerana Illahi,
Kerna dosa tercalit itu kesannya mendalam pada diri!
Ya Rahim,
Aku tahu hatta dosaku seluas lautan sekalipun,
Kau tetap jua maafkan daku andai aku memohon,
Kerna Dikau Yang Pemurah lagi Maha Mengasihi hamba-hambaMu,
Namun sedemikian,
Jiwa ini tetap rasa seperti pendosa yang hina,
Yang jauh lagi hina dari sang pelacur yang dikatakan jijik di mata masyarakat,
Kerana dosa yang terpalit itu,
Pahitnya menerkam jiwa yang usang.
Duhai Yang Dicintai,
Telah aku hidup dalam serba kepahitan,
Dan telah aku yakini,
Bahwanya hanya kasih-Mu yang kekal abadi,
Hanya cinta-Mu yang harus aku dambakan,
Kerna itu harapan aku dalam diam.,
Cinta manusia hanya rapuh bertatahkan gelora dunia,
Maka aku serik dan aku enggan lagi meminta,
Akan cinta manusia yang hakikatnya milik-Mu.
Ya Rabbul-Izzati,
Jiwaku ini dahagakan rahmat-Mu,
Hatiku ini mengharapkan hanyalah cinta pada-Mu,
Dan aku memohon Tuhan,
Dengan serendah jiwa dan pengharapan,
Kurniakan aku hati yang mencintai-Mu dengan setulus jiwa,
Hadiahkan aku ketakutan yang menitiskan air mata pada kemungkaran-Mu,
Jadikan aku hamba-Mu yang terpilih dan dikasihi-Mu,
Hanya itu. Hanya itu.
Aku memohon Ya Rabb.
[1247]
[24092014]
Monday, November 24, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment