YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

AKU

" Aku,

Bukanlah seorang penyanyi yang bisa menuturkan kata dengan menyanyi,

Bukan jua seorang komposer yang punyai abiliti utk menyuarakan isi hati,

Bukan seorang pelukis handalan yang punyai bakat yg mampu melakar sebuah lukisan tersirat,

Hanya punyai ayat dan tulisan, untuk ditulis, dibaca dan ditatap.

May Allah bless. "

Showing posts with label Lakaran Hati. Show all posts
Showing posts with label Lakaran Hati. Show all posts

Saturday, May 8, 2021

Flashback: A Short Escape To Rewind

 Ramadhan 2010.

Memori yang selama tak akan hilang hatta ke hujung nyawa sekalipun. 

10 terakhir Ramadhan yang terisi dengan menjaga Mummy di hospital, yakni turning point terbesar dalam hidup seorang insan bernama Nazual. * 

It was then, the exact moment Allah sparks passion into my heart, to finally be open and curious enough to be in medical field thus pursuing the new passion till today. Was it sad? Definitely at first, I think that was my first time seeing Mummy crying and sad. Sampai ke bila-bila ingat saat tu, susah betul kalau sejenis photographic memories. 

Ironicnya, Allah takdirkan jua diri ini incharge ward gynae dua minggu sebelum Raya. Every moment in the ward, memori tu berputar-putar. Especially bila jaga ibu-ibu terpilih, amanah untuk menjaga keadaan mereka bukan sekadar sakit dan pendarahan tapi termasuk jua emosi yang terusik. 

Kadang-kadang bila ibu atau akak misi datang bagitahu, ada patient passing out POC, terus terusik di hati. Sambil-sambil keluarkan POC, sambil-sambil berdoa meskipun hati terasa dicarik-carik. Laju je nak masuk toilet lepas tu. Kalau assist OT, mesti terkeluar juga keluhan sakit padahal takde kaitan pun dengan diri sendiri. 

Untuk ibu-ibu terpilih termasuk diri sendiri; 

Suka untuk saya re-share tulisan Dr Mohamad Ali Al Hashimi dalam karyanya; The Ideal Muslimah. 

One of the most prominent distinguishing features of the Muslim woman is her deep faith in Allah

(SWT), and her sincere conviction that whatever happens in this universe, and whatever fate

befalls human beings, only happens through the will and decree of Allah (SWT); whatever befalls a

person could not have been avoided, and whatever does not happen to a person could not have

been made to happen. A person has no choice in this life but to strive towards the right path and to

do good deeds - acts of worship and other acts - by whatever means one can, putting all his trust

in Allah (SWT), submitting to His will, and believing that he is always in need of Allah's (SWT) help

and support.

Hikmah yang saya dapat sewaktu second trimester miscarriage Mummy adalah passion untuk belajar dan mengejar kerjaya dalam perubatan, Alhamdulillah. It does change me entirely despite taking super long period to finally reach that point. 

Kerana setiap saat dan ketika dalam hidup ini, hanyalah dengan takdir Allah. 

Yang ternoktah di langit, tak termampu dipadam di muka bumi fana. Dan semoga setiap kehilangan kalian, tersingkap hikmah yang jauh lebih manis dari kepahitan realiti. Just trust Him, the alMighty. 

Dan semoga seorang Nazual juga terus kuat. Mama is sorry for failing you baby sayang. Let's meet in Jannah shall we baby? Ayuh terus mencari hikmah di sebalik kehilangan sementara ini. 

* just a year after it, my parents divorce and subsequently my lovely Ayah (grandpa) passed away, it was totally devastating moments for me as each of it chained and linked to each other. Semoga Allah terus kuatkan diri like before. Amin <3 



Thursday, October 1, 2020

Strong Women Aren't Hard To Approach

"

She able to dine in by herself

She's able to get things she want by herself

She's independent lady, 

Why would she need a man then? "

.

What a misleading concept of understanding. 

.

When Khadijah ra, possessed a vast of business, even one of the top businesswoman at her prime, why would she proposed to Prophet SAW? 

.

Let's take things slightly out this for awhile, for us (inc me) to ponder upon. 

.

First, what's definition of strong women?

Someone who possed strong personality wheres her voices, her opinions gave a great impact to society/public/politics?

Someone who has her own stand, her own goals which not affected by criticism of her surroundings? 

or

Should I emphasise how our society labelled strong women is?

Stable job? Great car? Honda? Toyota? BMW? Bought using her own pocket money.

Someone who do groceries by her own? 

Someone who go anywhere without constant need of accompanies? 

independent is not equal to strong

.

And being strong/independent aren’t wrong either. 

.

Back to stories of Prophet Muhammad SAW and Khadija RA, it’s Prophet’s personality and potential that lead to the proposal. She made him as her business partner rather than her employee. 

And the subsequent stories after Rasulullah SAW received the first revelation, it’s Khadijah who calm him down, trust in every single words of him and became the first person to embrace Islam. 

.

She supports the dakwah until the end of her life, and yet played important roles in the beginning of the great history ever existed.

Bukan senang untuk berkorban segala harta, dunia dan jiwa. 

But she made it, and thus became the explemary muslimah for all of us. 

.

Okay here’s some personal opinions regarding prominent ladies as general. 

Going tru several biographies of Queen Victoria, Empress of Russians, Marie Antoinette of France, Empress Wu Zetian, Empress Myeongsong etc cause the list will never end…..

.

The similarities of their stories were how they actually decided to fight the inequalities of women during their period of time, started with their husband actually (expect Queen Victoria)

Disastified with incompetence of their husband/son in ruling the country, they eventually took over the throne either directly or indirectly and yeah, surprisingly brought a lot improvement of governance ( and that’s how they become prominent ladies)

.

But the so called feminism, is so empty. Sounds glorious outside like a shell decorated with lots of diamonds and pearls, but so empty inside. 

There’s no loyalty in their so called great stories. 

.

What I would to highlight in this post is; 

NO, women don’t need coach bags, BMW, luxurious wedding/trips.

Yang memerlukan semua itu bukannya wanita, 

Tapi si pengkikis duit. 

Yang wanita perlukan hanyalah kesetiaan, dan kerjasama dalam menjadi sebuah pasukan yang hebat dalam membentuk unit-unit kecil yang akan bergabung menjadi bangsa yang maju kehadapan. 

Kerana wanita yang hebat dan kuat itu, punyai misi dan moto hidup yang kukuh dan bukan sekadar terhias terlitup dalam erti kata cinta sahaja. 

.

Isunya sekarang, berapa ramai lelaki-lelaki yang hidupnya bermoto menjadi pewaris bangsa, bukannya sekadar hidup seperti kera di hutan. 








MWwrites
123321020
Pulau Musang, KT 


Wednesday, December 18, 2019

Persis Khaulah Al Azwar

"Kenapa akhawat kena physically strong? Kenapa dalam muwasafat tarbiyah, ada sihat tubuh badan? Akhawat rasa kenapa kita kena kuat?" - lontaran soalan dari penyampai tazkirah buat diri ini terkapai-kapai sebentar. Rasanya tiap kali talk, state of mind jadi terkapai-kapai jap sbb proses internalisation info yang kompleks sedang berlaku di otak, disertai kerut-kerut dahi. 

Main point sesi tazkirah ialah perihal srikandi yang tidak asing lagi dalam sejarah Islam. 

Khaulah al Azwar. 

Khaulah ini dari kecil dididik oleh ayahnya akan ilmu memanah dan berkuda. 
Jiwanya kuat. Seperti fizikalnya. Susuk tubuhnya tinggi lampai dan tegap. 

'Debut' Khaulah adalah sewaktu perang Yarmouk. 
Ya. Khaulah ditempatkan dalam team logistik dan medik. Rawat tentera Muslim yang cedera. Sampailah berita saudaranya Dhirar al Azwar ditawan oleh musuh. 

Kerana sayangnya pada saudaranya. Terus dicapai pedang dan berkuda, maju ke medan tempur tatkala tentera Islam hakikatnya sedang di ambang kekalahan menentang tentera Byzantine (Romawi). Skuad Rafe bin Umaira, melihatkan kemunculan " Pahlawan yang serba hitam penuh misteri ".  Khaulah pakai jubah, bertudung litup, menutup mukanya cukup memperlihatkan mata yang penuh semangat waja. 

Ketangkasan Khaulah ibarat 'suicide squad', tanpa gentar Khaulah menghunus pedang hinggakan pakaiannya penuh darah. Keberanian Khaulah membangkit semangat tentera Islam. Kemudian, tibalah skuad bantuan Khalid al Walid, menyaksikan kepahlawanan Khaulah. 

Saat Khalid bertanyakan perihal identitinya, Khaulah hanya diam dan meneruskan perjuangannya. Okay part ni best, bacalah dengan penuh perasaan:

“Wahai panglima. Aku tidak mengelak darimu kecuali kerana rasa malu terhadapmu. Anda seorang panglima besar, sedangkan aku wanita. Tetapi. Aku terpaksa melakukan ini kerana hatiku sakit dan marah.

Kagum dengan didikan Al Azwar, Khalid membenarkan Khaulah menyertai misi menyelamatkan saudaranya Dhirar al Azwar. 

Perang kedua yang highlight nama Khaulah adalah Perang Sahura, juga perang dengan tentera romawi. 

Tapi dalam perang ni, Khaulah pula yang tertawan oleh musuh. Team logistik dan medik ditawan oleh musuh dan diletakkan dalam khemah. Enggan dijadikan tawanan pihak kafir, Khaulah bangkit dengan strategi yang membuahkan hasil, bersama-sama dengan wanita lain, hanya menggunakan tiang dan tali khemah. 

Sebelah tangan menghunus tombak, sebelah lagi menghunus tiang khemah. 
Dan akhirnya bebas dari tawanan romawi. 
Hebat bukan? Terpegun seketika dengan kekuatan fizikal Khaulah. 

JUMP 2016 Peak District 


*******

Bukankah Malaysia masih aman? Tiada perang yang sedang berlaku (di Malaysia) yang memerlukan seorang akhawat memantapkan fizikal sepertinya perang bakal tercetus di waktu terdekat.

Lalu diri ini termenung. 
Scroll FB yang sedang hangat bercerita mengenai saudara Ughur. 
Kemudian Rohingya. 
Kemudian di India.

Belum lagi perihal Palestin dan Syria. 

Kita ini umat yang berbuih itu kah? Ramai tapi kekuatannya rapuh sekali. 
Ramai yang mengatakannya Islam, tapi perjuangannya perihal hawa nafsu dan tipu daya dunia. 

Dan teringat perkongsian dalam satu forum; 

Perihal seorang pelarian Syria. Sebelum tercetusnya perang yang bukan sekadar meruntuhkan bangunan, malah jiwa-jiwa yang tiada noda doa, dirinya seorang guru. 

Dalam hidupnya, tidak pernah disangkakan perang ini terjadi. Tak tersangka akhirnya diri sendirinya seorang pelarian. Dan kata-katanya yang membuatkan hati ini begitu terjentik;

" ..tidak aku sangka perang ini terjadi. Kerana segalanya normal.....Dan aku yakin, di Malaysia juga boleh terjadinya perang...." [simplified version] 

Yelah, Malaysia masih aman, pada hakikatnya Malaysia saban hari digemburkan lontaran idealogi-idealogi yang songsang dan permainan politik yang membuatkan rasa macam nak projectile vomiting. 
Dengan pentadbiran baru yang saban hari menyentuh sensitiviti agama dan kaum.

Berbalik pada persoalan asal; mengapa?
Tanya pada diri. 


MW

0000
191219
Home

Monday, August 19, 2019

Sebuah Ikhtilat I

" Grouping untuk next rotation dah keluar. Kau dah tengok belum list name groupmates kau?" senyum yang penuh meaning. Mesti ada hidden agenda, tak pun, future groupmates....Pap!..terus Qhuz view email yang attached dengan list name untuk rotation Obs & Gynae.
.
.
Group A3
Qhuzairi Ahmad.
.
Groupmates A3. Satu satu nama groupmates dibaca. Sampai nama yang terakhir, dahi Qhuz berkerut. Man....bala besar datang.
" Kenapa aku satu group dengan singa ni?" senyum paksa, menampakkan gigi ditunjukkan kepada member yang ketawa dihadapannya. " Seriouslah bro, rotation ni dahla penuh roller coster of emotional and hormonal, kena mengadap perempuan tu. Man."

" All the best bro. Aku pasti kau memang akan first honour punya Obs & Gynae. Dengan perempuan tu dalam group, mantap habis." Rauf masih bersisa ketawa, kali ini bertepuk tangan.

****
Group A3.
Qhuzairi Ahmad
Nur Farisha Bakri
.
Please not in this group. Oh Lord please.
.
Addawiyah Munirah Abdul Rahim.
.
Berkali-kali dibaca namanya. A3. A3. Lima saat kemudian, jeritan berskala 10 okta kedengaran dari blok Kolej Kediaman Melor.
.
" Shima, kenapa aku kena satu group dengan playboy ni? Oh Tuhan, hari-hari meletus gunung berapi kat hospital kalau macam ni!" digocang-gocang teman baiknya, dalam keadaan panik ibarat Jepun mendarat di Tanah Melayu, dalam meneruskan propaganda slogan 'Asia hanya untuk Asia'.

Hampir pening digoncang-goncang, Hashimah memegang tangan Adda dan diletakkan ke atas katil. " Engkau ingat dia nak ke satu group dengan kau, Ratu Singa?" terus terdiam jasad di hadapannya. " Just be normal, professional ke. Kau tak perlu nak buat baik ke apa ke dengan dia." perlahan-lahan suggestions diberikan. Dia yakin temannya ini tengah serabut dalam kepala. Maze yang berkotak-kotak mungkin dah dalam frontal lobe brain Adda ni.

Takdir ni misteri.
Banyak kali dah pesan kat Adda jangan cari musuh, tapi yang dilarang juga yang dia buat.
Mamat playboy tu pun satu, dah tahu orang alergik dengan dia, janganlah dinyalakan api permusuhan. Dah dinyalakan, dia tambah pula minyak tanah supaya api tu besar.

Ironi. Selama 4 tahun selamat je diaorang ni tak satu group kecil. Padahal probability untuk diaorang satu group punya lah besar. Dalam banyak-banyak rotation, rotation paling hormonal juga diaorang satu group.

Fate is laughing at both of you, Adda and Qhuz.

" Kau imagine kalau aku kena on call dengan dia? Kat labour room. Tak awkward ke namanya?" Adda menjuling mata ke atas sambil membayangkan situasi 'perang' yang bakal tercetus. " Siapa nak study dengan aku? Kalau aku kena prepare slides presentation dengan dia macam mana weh? arghhh..." dibaling bantal busuk ke dinding.

Hashimah hanya mampu membalas dengan senyum basi. " Entah-entah nanti end of rotation, ada yang melalak mandi tak basah, tidur tak lena..." sekilas dijeling Adda, " kalau drama Melayu, orang yang macam ni end up kahwin. Tahu?"

Pandangan mata laser dihala ke arah jasad yang sedang bersiap untuk tidur di sebelahnya. " You dare....."

Selimut ditarik cepat-cepat, seram nak bertentang mata dengan Ratu Singa ni. " Aku cakap drama Melayu, kau tu drama Melayu keee......"

Of course a big NO. Fate does laughing at me.

Alergik aku bukan sebarangan alergik. Mungkin secebis je element love dovey dalam permulaan perang, definitely not starting with such beautiful fate between me and him.
Simply, I hate his overbearing friendliness and people can misunderstand that.

Lelaki dan perempuan should not be too close.
Let alone couple yang date bagai.

A clear line, no grey area.

" Light off please Adda, dah lah tenung aku macam tu, esok kita dah start kelas. Tidur.... cepat." akhirnya jasad ditenung bersuara.

Light off.


P/S: Its been super long hiatus mode, that despite being so busy with classes (no longer as students) and researches going on (and weddings to attend) , I will always note down plot/story that I definitely want to finish. And as promised, MY FIRST WRITING after so long (Oh Tuhan); Sebuah Ikhtilat.

Please continue to support me (despite my poorer performance)
Thank You

MW
1636 | 19082019


Monday, December 31, 2018

Bridging Hope For Better




2018 had passed magnificently, with such an 'exceptional' ending.
After calming myself, I was reading a book when I came across a simple hadith;

" Ajaib sungguh orang Mukmin itu! Segalanya serba baik dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh orang Mukmin. Apabila ia mendapat kesenangan, maka dia pun bersyukur. Dan sebaliknya, apabila ia mendapat kesukaran, maka dia pun bersabar, hingga apa yang dihadapinya selalu akn mendatangkan kebaikan baginya." (Hadith Riwayat Muslim)

And then, I was asked to share regarding my new year resolution, which was filled with lots of blank spaces.

Cause honestly, I'm not so good with words. There are tiny-non-connecting aim of the year, which one of them is graduating by 30th June 2019.

One particular point I like from the sharing is;

"Between the weak and strong Mukmin, the strong one is better than another."
It shoot my heart so diligently that I should re-adjust the focus of my resolutions.

So I figure out that I should write this on a piece of paper, and try to connect each of these. Alhamdulillah, it does help.

Do try on your own.
For each of your resolutions, always ask why and how. It helps to clear things.

Comparing between 2018 and 2019 resolutions, I believe every single of us, are moving forward in every stages of life according to our own pace.

And again, I will try my best to update my blog as well reply to your emails.

May Allah bless all of us, steadyfast us onto His religion.
Stay shining in 2019 girls.

Assalamualaikum.

Nazual Zulkepli
1105
01012019

Tuesday, October 30, 2018

Semester IV: Reflection of the Dews



I wake up and stared at the ceiling for a while, and finally about 5 minutes managed to get myself out of bed, went straight to bathroom for wudu' (ablution).
A lot going through my mind.



  • The unfinished 20++ articles from last night.
  • The unfinished 3+ blog posts to be published.
  • The 2-days untouchable Projek Nota
  • The 2 days untouchable and un-reply D's email on guidelines for Projek Nota.
  • Update on bills and November's rent.
  • Return Oxford Emergency Handbook.
  • Call Abah.
  • Call Mummy.
  • Call Angah.


and the list goes on and on.

The moment I turn on data, the whatsapps coming in beep beep. Honestly I feel like ignoring all those texts but I should not.
And there is an instagram PM from my little dearest N.

SHE FORWARD ME MAKE UP TUTORIAL.

Soon after I'm done with my morning routine, I watched the video duration of 15mins +. Not even half of the video, questions kept coming non-stop.

What is this for?
What is her motive?
Why I waste my 15 mins watching this?
Why did I at first, play on this video?
What the meaning of this make up tutorial for me?

And here's the highlighted part;

Why would I waste 30mins + (which I assume cause the girl in that video just showing a short version of her daily make up) putting make up on my face, when I can actually read the whole alMathurat for that period of time?

Why would I spent so much in the morning, knowing I need an extra time for clean up later in the afternoon for Zuhr prayer?


and,

Why should I put (literally quite thick) make up when I personally not fond of it? (Like for everyday)

Because I always believe,
" A beauty of a lady is not based on her face but rather her heart. "- MW
Credit to Sarah K's

and beauty of the heart eventually reflected with her good character and attitude towards herself and others. 

Like the one the hadith reported by Sahih Bukhari;

The Prophet said, "A woman is married for four things, i.e., her wealth, her family status, her beauty and her religion. So you should marry the religious woman (otherwise) you will be a losers."

Why would Rasulullah SAW highlighted religious woman?

Because apparently,

Wealth can turn to nothing all of sudden. 
Family status can be revoked by the authorities for whatever reasons. 
Beauty fade by time, come on you are getting old by days (nobody get younger)

And religious women, have firm belief and gonna survive in any sort of struggles that Allah might decreed upon her (inshaAllah).
And religious women are not those who wears the long hijab only, they are ladies who believe in Allah, and practice Islamic way in every single aspect of her life as much as she could. Especially the crucial part of being a Muslimah is her faith onto this religion of Allah. This is only can be attained by learning AND understanding the deen.

At lot of us, not really understand the deen (which as well include me astaghfirullahaladzim, may Allah protect us and bless us with more knowledge and understanding on deen).

By practicing the real deen, she will have such a great character.

This is solely reminder from myself to myself, to be reminded that I should not be blinded by my nafs to get prettier by each day (obviously we are ladiesss). But instead to be such 'beautiful' lady, I should as well learning, understanding and practising the deen as much as possible.

May Allah bless me with beautiful heart,
So I could attend His beautiful Garden of Paradise.


Credit: Sarah K's


p/s: I have no issues with those applying make up everyday cause I as well put some BB cushion on my face to avoid shiny oily face later in the afternoon plus lipbalm (cause I hate when my friends mentioned I looked like anaemic patient).

Like I mentioned, this is solely a reminder for myself which I think great to be shared with everyone.

Wallahualam.

Nazual Zulkepli
1258301118

Thursday, October 18, 2018

Semester IV: Unresolved Internal Conflicts Part I


It's already two minutes passed twelve o'clock, and I am still staring at the ceiling fan with a blank space of mind.

Peer pressure during adulthood vibes are quite distressing, baru terasa kat diri sendiri.
Terasa yang sampai masa sujud dalam solat, berulang-ulang minta Allah cekalkan hati. Tabahkan hati. Allah jentik sikit saja Nazual, on this and that particular matter je ( banyaklah tu)
.
Lama sesi termenung, tak tersedar pun bila terlena sebenarnya.
Terbangun balik around 2 o'clock in the morning, hakikatnya masih lagi mengantuk tapi mata tak nak terpejam. Ah, sudah ini parah. Segera, dicapai tafsir di meja belajar.

Buka Surah Al Rahman, untuk mendidik diri erti sebuah kesyukuran.
Terlalu banyak hakikatnya nikmat dan rezeki yang telah Allah limpahkan. Tapi diri sendiri yang gagal menghayati.

This is all because of one particular stressor; one of my schoolmates gave birth. (Another one cause honestly I lost count on how many of them already became mother)  Although I genuinely happy for them, there is a tiny part of my heart. Cloudy and unclear, so shy to show her own self; that there is part my desire is to become a mother as well. (This excessively motherly love OMG its so distressing for me)

This is all started as I had my O&G rotations, when I looked at the mother (expected mothers) expressed their excitement for their lovely babies, their radiance is soooo mashaAllah very beautiful. But that desire wasn't that intense until I had my neonatalogy unit postings. Every morning was an excitement, to go around the babies (checked them, fold their 'bekung' and cuddled them). I have never thought of being so happy while holding them (although sometimes I avoid holding them, afraid of any legal consequences). They are so adorable mashaAllah.



Then, I was thinking;
Ini hanya perasaan seorang wanita yang masih bujang, tak ada calon, masih muda, masih belajar dan masih belum mengerti mengenai kehidupan dewasa hakikatnya.
Bagaimana pula perasaan mereka-mereka yang yang sudah pun bekerjaya (dan masih belum ada calon atau masih belum berkahwin) atau yang sudah pun berkahwin (tapi masih belum dikurniakan zuriat)?
Terlalu subjektif untuk digariskan dan diloreskan dalam satu perkataan.
" Berat mata memandang, berat lagi bahu memikul."

Then, I was thinking one particular issue just before going for bed.
and forgot it the next day (LOL)

Until the day I watched Mizz Nina is sharing almost about the same thing; about zuriat.

Zuriat/Children is not a simple topic dear readers.
If you ever notice, cerita perihal zuriat ada diceritakan dalam al Quran.

I only only notice this during sharing with Prof Haniffah. (MashaAllah, that's why we should attend lot of sharing sessions, to be reminded as well to learn more and more)

Stories from Prophets

I will try to keep this short, but meaningful as possible.
The first story of Prophet that pop-up in my brain cells when this was mentioned is Prophet Zakaria as. 
As mentioned in surahtul Al Imran, verse 38-40.
" Disanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: " Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.
Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, ketika dia sedang berdiri melakukan solat di mihrab, (katanya): " Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya." yang membenarkan kalimah (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi yang termasuk keturunan orang yang soleh.
Zakaria berkata: " Ya Tuhanku, bagaimana aku boleh mendapat anak sedangkan aku sangat tua dan isteriku pula seorang yang mandul?" Allah berfirman: "Demikianlah Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya."

MashaAllah, the moment I read these ayat, that intense feelings of happiness flooding in my heart. SubhanAllah.


Then, stories of Prophet Ibrahim AS (if you ever notice the Prophet that have been mentioned the most in Quran is Prophet Ibrahim, which signified that his Sabr/patience is so great that Allah mentioned him numerous times)

Suratul As Saffat; 100
" Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk dalam orang yang soleh."
Nabi Ibrahim as berdoa memohon dianugerahkan zuriat. 

And guess what, Allah said in the next ayat;
Suratul As Saffat; 101
"Maka Kami beri khabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail)." 

Amazing ain't?
The intersection points from these two Prophets' stories are: Dua'/Prayers and Sabr. And Allah gave them such blessings that not only He gave them children/zuriat, as well He gave them the most unexpected blessings of having such son(s) with beautiful characters (which is MashaAllah, bukan senang nak dapatkan anak yang soleh/solehah).

Mufti Menk

I was going through Mufti Menk's opinion on this particular matter and found few videos (which is so motivating). Here are list of points to be shared:

  • The biggest test Allah ever give to married couples are not having any offsprings/children
  • Offsprings = paradise = Jannah 
  • The key of the test (in what ever sort of test from Allah) is Sabr and Patience package. It's ultimately designed for us to draw us closer to Him. 
  • Imagine if all of us being given all the things we ever wanted, can you be assure that you will be an obligate person?
  • The door of Sabr, all the struggles you had been through out the test will help you in Jannah where Allah will compensate your Sabr for something better (unlimited blessings from Him!!) 
  • and we should be grateful with blessings that Allah had given to us, but still we need to pray asking for it. Bukan sekadar just lay back and say 'Alhamdulillah.'
  • Pengetahuan Allah lebih tinggi dari kita sang manusia yang kerdil ini, percayalah apapun takdir yang menimpa, adalah yang terbaik untuk kita. Sekiranya kita diuji dengan tiada rezeki utk ada anak sendiri, jangan bersedih. Allah tahu kita akan sangat struggles untuk besarkan anak buat masa sekarang. Raising kids nowdays is not a joke guys, I met a lot of my patient struggles so much in raising their kids. 
I have also planned to talk on maternal instinct but seeing this gonna be super long sharing, let's keep it for the next one shall we? 


Suka untuk Nazu highlight di akhir article ini:


  1. Doa Nabi Ibrahim. Tak rasa pelik ke? Nabi Ibrahim tahu yang dirinya sudah tua dan isterinya mandul, tapi insist juga untuk berdoa dan memohon zuriat. Sounds so unrealistic right? But his core belief that Allah SWT will eventually grant his prayer is MashaAllah so great that I don't think we (in such modenisation) could ever do that. We are so hanging to the factual things (at least I did, most of the time) How is that possible? But Allah said in the ayat, "Kun faya kun" Suka juga untuk Nazu highlightkan di sini, perihal kita-kita semua anak-anak muda yang telah pun menginjak dewasa, kita selalu terlupa perihal kekuatan sebuah doa dan keyakinan pada Tuhan. Sedangkan doa itu senjata orang Muslim. 
  2. Pemberian putera yang soleh. Readers, looks around you. Perihal-perihal pasangan yang berkahwin, yang belum dikurniakan anak. Betapa sesetengah mereka tersangat inginkan zuriat, which is very hard situation for them. But always always remember that whatever decree Allah has bestowed for you is indeed the best plan for you inshaAllah. Have sabr, and wait for the right time. Jangan pernah mengalah, find a way out to solve it (medically hospital actually provide services to those who failed to conceive after 3 years of trying, just go and present yourself to the mana-mana KK yang berdekatan and ask for referral to nearest hospital yang provide fertility treatment)
Last but not least, 
For myself, and anyone out there yang experience the same things. 

Have sabr as well, it's natural that we all feel that way. To be a great mother, to have such beautiful kids. To feel happiness just by looking at a baby (your nephew or nieces or anyone's babies literally), it's normal. Allah SWT has given us (the women) with such blessings of this maternal instinct even before we are having our own kids. 
Why? Simply because we are creature that full of love (Auww). 
It's okay to feel a bit pressured, as long you know how to deal with it effectively and positively of course! It's the pressure that made me us alive. Imagine life without any pressure, its gonna be super boring life (entah-entah bernyawa pun tidak).
Again, have Sabr and never stop praying for His blessings. 

Semoga kita semua sentiasa dilindungi dan dirahmati Allah. 
Semoga kita semua diberikan ketabahan dalam menghadapi segala bentuk ujian dunia.
Dan semoga kita semua hakikatnya sampai ke destinasi yang dicita, syurga yang kekal selamanya. 

Wallahualam.

The long undue post.
Nazu is deeply sorry for such a longgg hiatus, I did try to make time for this but usually failed. Semoga Allah memberikan Nazu kesempatan masa dan dicurahkan idea untuk berkongsi. 

1321 | 191018
Georgetown, Penang.






Sunday, May 13, 2018

Semester III 4th Year: Ramadhan Datang Lagi


Kehangatan GE14 masih terasa, masakan tidak untuk kali pertama semenjak kemerdekaan Tanah Melayu, yang mengalami pelbagai perubahan dari segi segala struktur, bertukar kepimpinan.
.
Dan dalam keadaan tergesa-gesa jugak balik ke Penang, memandang cuti yang diumumkan tidak mampu mengatasi 'semangat' para lecturers yakni specialists untuk mengajar kami-kami yang kelak suatu hari menjadi protege mereka. 
Dan bagi diri Nazu sendiri, ruginya kalau asyik cuti. Bila nak belajar, bila nak tadah segala ilmu yang tak mampu dicari di mana-mana buku rujukan. 

Ku mengharapkan Ramadhan
Kali ini penuh makna
Agar dapat kulalui
Dengan sempurna
.
Dan hujung minggu yang sudah dirancang untuk mengisi secara mentally dan rohani dengan persiapan menyambut Ramadhan Kareem. 


"O you who have believed, decreed upon you is fasting as it was decreed upon those before you that you may become righteous -" [2;183]

.
Terasa seperti masih belum mentally prepared, which means, masih belum dalam mode 100% untuk memecut ibadah dalam bulan Puasa. 
.
Selalu dengar, 
" Bulan puasa je baik? Bulan puasa je nak beribadat bersungguh-sungguh. Lepas puasa semua hilang."
I always heard of that. Even I heard it played many times inside my own head. Kadang-kadang wonder kat mana button stop replay. 
.
Kebetulan hari ni ada ijtima' am, dan ada forum pasal Ramadhan.
Dan ayat yang menyentuh hati; " Kenapa Ramadhan hanya sebulan dalam setahun? Supaya kita semua kembali kepada fitrah (kehambaan kepada-Nya) setelah berlelah sepanjang tahun."
And I was reflecting on myself, yang selalu kena admit bila time bulan Ramadhan.
Try imagine if bulan puasa tu dua/tiga bulan. Memang akan push myself to the limit. 
And I believe that Allah understands the need of us more than we understand ourselves. 
And He knows that we can fast throughout the month of Ramadhan.
.
Selangkah demi selangkah
Setahun sudah pun berlalu
Masa yang pantas berlalu
Hingga tak terasa ku berada
Di bulan Ramadhan semula
.
Antara lontaran ahli panel sewaktu forum adalah; " Allah telah menurunkan perintah untuk berpuasa sebelum umat Nabi Muhammad lagi, tapi kenapa Allah perintah-kan umat Nabi Muhammad untuk berpuasa (wajib) sebulan di bulan Ramadhan?"
Mata yang sedang asyik memandang kunafeh dan baklawa di skrin iphone terus terangkat.
Kenapa? 
" Puan-puan, adik-adik sekalian, harus di sini kita memahami asbab Allah menjadikan puasa sebagai ibadat dan kelebihan bulan Ramadhan berbanding dengan bulan-bulan yang lain."

Antara hikmah-hikmah berpuasa di bulan Ramadhan
  1. Ketibaan Ramadhan disambut di seluruh pelusuk dunia secara serentak oleh umat Islam. Kesatuan hati dan niat tulus ikhlas ini dilakukan semata-mata untuk mengabdikan diri terhadap Allah SWT.
  2. Dengan diwajibkan berpuasa, umat Islam tidak kira yang miskin mahupun kaya, akan melalui ujian yang sama (kelaparan, dahaga, kepenatan etc). Dengan berpuasa, kita akan terasa insaf dan bertimbang rasa serta saling mengasihi antara satu sama lain.
  3. Amalan berpuasa melahirkan jiwa yang selalu taat kepada Allah, justeru kita akan merasai ketenangan dan ketakwaan. 
  4. Puasa itu sendiri separuh dari kesabaran. 
  5. Orang yang berpuasa lebih disayangi Allah, selamat daripada api neraka dan menghapuskan dosa-dosa kecil. 
  6. Kedatangan Ramadhan ada keistimewaannya, kerana dianjurkan solat terawih, di samping diwajibkan juga zakat fitrah ke atas golongan yang mampu. 
  7. Ketibaan Ramadhan menandakan pintu-pintu syurga, ditutup pintu-pintu neraka dan dirantai-kan syaitan. 
  8. Malam Nuzul al Quran (17th Ramadhan) merupakan saat penting al Quran diturunkan dari langit ke dunia untuk menjadi pendoman manusia hingga ke akhir zaman. 
  9. Terdapatnya Lailatul Qadar, iaitu satu malam yang padanya terdapat saat penuh keberkatan menyamai 1000 bulan (83 tahun 3 bulan) ganjaran pahalanya daripada Allah SWT.
* sumber dari Indahnya Hidup Bersyariat by Dato' Ismail Kamus
.
Pernah Nazu disoal, kalau syaitan dirantai kenapa masih ada orang berbuat jahat?
Masa kecik-kecik tak faham sangat tapi bila dah belajar ilmu agama. 
Baru faham, 
Untuk berbuat jahat; syaitan hanya selaku catalyst perlakuan/perbuatan tersebut. 
Reactants untuk perbuatan dosa itu, kelak jua nafsu dan kejahatan yang menguasai diri. 
Which literally means; kalau syaitan dirantai tak bermakna perbuatan jahat tu terhenti. 
Hakikatnya untuk kita berbuat jahat, kita sendiri akan mengisi jiwa jiwa kita dengan dengki, iri hati (contohnya) dan end up akan buat juga dosa, sekiranya benteng-benteng kita tak kukuh. 
.
Puasa satu amalan
Sebagaimana yang diperintahNya
Moga dapat ku lenturkan
Nafsu yang selalu membelenggu diri
Tiada henti-henti
.
Back to the discussion forum. 
Ustazah highlightkan lagi; " Apa pengakhiran sebuah Ramadhan yang patut kita capai?"

Taqwa.
Apa itu taqwa?
Benteng. Benteng iman dari segala bentuk ancaman akidah.
Terutamanya dunia yang makin tenat kini, dengan idealogi liberalisme, pluralisme, feminisme. 
.
Tak ingin ku biarkan Ramadhan berlalu saja
Tuhan pimpinlah daku yang lemah
Mengharungi segalanya dengan sabar
Kita memohon pada Tuhan diberikan kekuatan
Ku merayu pada Tuhan diterima amalan
Sedikit inti pati forum yang ingin dikongsi. 
Terlalu banyak input yang cuba mendaftar masuk ke dalam minda, dan sedikit cuba diserap dalam hati, untuk diterjemah sebagai ibadah kelak.
Sesungguhnya Nazu juga hamba-Nya yang penuh kekurangan.
Semoga Allah kuatkan kita semua, untuk menjadi hamba-Nya yang soleh solehah.
Amin.
Selangkah demi selangkah…
Dengan rahmatMu oh Tuhanku…
Ku tempuh jua

Wallahualam. 

Nazual Zulkepli
Georgetown.
2110130518.

Tuesday, January 23, 2018

Semester II 4th Year: Break Phase II

I keep browsing the pictures, mashaAllah it's so great that the planned trip went smoothly and most important that everyone is safe and happy with each other. 
Masih pulang dengan kaki dua, tangan dua, mata dua.
Alhamdulillah. 

Time flies so far, I was arranging my personal task aka personal goals to be achieved within this two weeks break. 


  • Revision Public Health I
  • Pre-read and study Emergency Medicine (since dah dapat soft copy buku setebal 2000++ IDK bila lah nak baca)
  • Revision Radiology ( I read on cervical injury radiology, tetiba mata tertukar jadi @-@)
  • Elective planning! (Gotta settle it before new blok)


And senior yg baru graduated baru sahaja dapat posting housemanship yesterday. Keywords utk berjaya mendapatkan posting yang kita mahu adalah: internet yang laju bab kak Syu. 
All the best to seniors! Semoga terus kuat and tabah untuk housemanship (which also known as the most drilling period ).

Honestly, I am kind of not really into long holiday, sebab bila hiatus lama sangat sampai dah lesu nak membakar semangat baru.
So I planned a few things to make it worth:

Reading and reading non-medical stuffs. And recently one of my seniors passed me a pdf on ' The True Secret' so lemme finish it first pastu kita review how that book okay? Which I hope dapatlah habiskan sbb selalunya memang patah semangat sikit bab baca buku-buku fikrah ni. Alaahai. I read with hearts, bukan sekadar baca. I read in hope that I will able to improve myself as a Muslim.

Cookinggggg. Trying all different sort of dishes, gear up la sikit since lately dah makin okay and better in term of timing. I mean, my allergic sort of attacking me in all directions. HAHA, so by hook, memang kena cari masa untuk masak sendiri. ANDDD I MANAGEEEED huhuhu. Even cooked 2 different dishes everyday. How? Nanti kita share bersama-sama tips-tips yang power-power, kutip and baca from bloggers lain.
Apa guna jadi bloggers, kalau tak baca blog orang lain? Kan?

Alright, morning dews dah kena hempap dengan hujan di pagi hari.
Semoga semuanya sentiasa dalam rahmat Tuhan.
InshaAllah.

Nazual Zulkepli
1020 | 240118
Besut, Terengganu.
Malaysia

Wednesday, December 13, 2017

Rewind; Memories of Winter

I was cleaning and rearranging the folders in my laptop, (need to free the space for notes so goodbye all Grey Anatomy Seasons) and a folder entitled 'Akhawat' caught my attention.
Back in Dublin, I had always been in Media team, so it's not really surprising that I have lot of the media stuffs. (Might be the reasons macbook dah full memory).

Okay let's go back to the main topic,
Sebab semua orang excited dengan winter.
Ada apa dengan winter?
.
Holiday.
Long holiday.
Ada black friday-well they said the price is still reasonable, with a little reduction of discount
Dapat tengok all the Christmas decoration yang cantik sangat, mashaAllah
Dapat pakai pyjamas pergi kedai sbb almost 24H pakai sweater and wintercoat klu keluar rumah.
Dapat pergi trip?
.
IDK but all I could imagine during Winter is:
Trip to Cambridge and Wintercamp.
.



Ada apa dengan Cambridge?
It's a town.
Orang tak bersesak mcm kat city Dublin.
Kedai semua ada.
(I MISS COFFEE SHOP SO MUCH T.T)
And most of them pakai basikal je nak travel.
I kinda like the kind of environment.
But yeah, memang tak akan mampu nak study kat Cambridge sekalipun untuk Postgrad.
.
.
Okay, wintercamp best.
Actually dah perasan pattern,
Number of students joining these kind of camp semakin berkurang.
Multifactorial, I can't point out single factor, nanti haters tertrigger.
.
I recall my own experiences, during my first year.
Freshman.
Alone.
Went to Winter camp sbb mmg nak pergi.
I don't have any friends, even my usrahmates jumpa gang tinggalkan I sorang-sorang.
Worst, all of ex-colleagues went to another winter camp and they took a picture and shared it.
Berapi kejap bilik.
Tak terbuka heater pun dah panas.
.
So the only option I have is getting myself out of the comfort zone,
Step forward and make new friends as much as possible.
Guess what, I managed.
Begitu.
But yeah, my circle of friends semuanya seniors (HAHAHAHA)
But then, as time goes by, I made friends with my batchmates as well.
.
.
It's not about friends I would like to emphasise in these sharing.
It's about why would Winter camp have been such special memories for me.
.
First: Knowledge thirst.
I have always been interested in gaining new knowledege.
Even just a simple sharing ada banyak ibrah yang kita boleh serap dalam kehidupan harian.
Pernah dengar?
Sayap malaikat menaungi sekelompok manusia yang sedang berbicara soal ilmu?
Feeling dia MashaAllah, nyaman sekali.

.
Second: Challenge your comfort zone
Sebab travelling ni bukan la selesa sgt. Even dpt bilik yang sangat selesa sekalipun, tak akan mampu sama dengan bilik sendiri bukan?
Dekat wintercamp takdela 24J duk dengan tazkirah.
Its more than that.
Ada outdoor and indoor activities, yang sentiasa terselip dengan ibrah-ibrah untuk kita perhatikan and take it out semasa sharing.
Sometimes, certain ibrah doesn't necessarily big things. Most of the time, it always the simplest things that we took for granted.
And there will be certain group yg akan ckp,
Pergi travel memana pun sama je.
Nope.
It's different honestly. The environment sgt berbeza.
.
.

Third: Membina minda dan menyiapkan diri sebagai pemimpin di masa hadapan.
Sy selalu cakap kat diri sendiri.
Kalau nak belajar, kat Malaysia pun boleh, indeed Malaysian universities gained numerous great achievements in the world.
So make a different.
Join society where you can feel the intense as a leader.
Sewaktu wintercamp, kitaorg banyak didedahkan dengan hal ehwal negara yang sepatutnya diketahui semua org.
Leadership skills. Management skills. Public speaking skills. Debate skills.
Semua skills boleh digarap time wintercamp, depends on your own efforts.
Kalau setakat hmmmm buat circle sendiri dgn diri sendiri. Tak mahu ke depan untuk sesi sharing, macam mana nak garap all the skills.
.
.
Fourth: Falling snow, & hot chocolate.
Sebenarnya kan sepanjang join wintercamp ni kan, tak pernah lagi snowing time tu.
Tapi hot chocolate sentiasa rasa.
Lagi ramai, lagi meriah sesi hot chocolate ni.
Selalunya time sharing hati ke hati (acececeh), fasi-fasi akan provide hot chocolate.
Selalunya tak cukup satu mug, curi-curi masuk dapur minta dengan akhawat tengah duty if ada extra.
hihi


Sekian sahaja sharing hari ini.
Semoga seorang Nazual makin rajin untuk menulis (dan study).
Wallahualam.

MW
1810131217
Besut, Terengganu.

Saturday, October 7, 2017

Semester 1 4th Year : Station 3


Finally, I am done for medicine posting, at least for this semester. I do feel better than previous semester where I was totally lost and no direction of learning. The lecturers just literally campak ke department medicine, and belajar sendiri-sendiri. 

Sampai sekarang rasa tak puas hati for previous semester's postings. 
Alhamdulillah that situation improving plus finally I have someone to count on in my groupmates. Someone I can rant on things happened, someone I can story on handsome DRs in the wards, or any patient that annoyed me. But so far, patient semua cooperative Alhamdulillah, just that ada la a few yang reject taknak Q&A sessions. 

Kecewa kena reject depan ramai-ramai patient adalah perasaan yang lagi teruk dr kena clash dengan boyfriend (awk pernah kena clash ke? tak. Ohh pastu? Sy tengok kwn2 je pastu mendalami kesakitan diaorg Lols)

Tapi dalam kekecewaan itu, ada masa yang hati berbunga-bunga dengan cooperative patients. Yg end up bagi semangat kat kita untuk terus berusaha, dan seterusnya berjaya menjadi seorang doktor yang bukan sekadar merawat fizikal. 



Scene 1:

Sepasang suami isteri memasuki bilik consultation. 
Si isteri berkerusi roda. Middle aged Indian lady. 
Si suami bertongkat. Late middle aged Chinese gentlemen. 
Si suami yang menolak sendiri si Isteri. Dalam keadaan yang serba payah untuk berjalan. Hinggakan doktor terpaksa berpindah tempat, untuk memudahkan mereka. 
(Doktor hensem. Siap ada halo kat atas kepala, baik dan sangat gentlemen. tapi bukan pilihan hati)

Si isteri telah pun bertahun menjalani rawatan HIV. I checked her blue book, and surprised by her strong wills in fighting this illness. Dengan komplikasi jangkitan, onset of DM, dyslipidaemia dan hypertension dah pun develop, but she still fighting strongly.
Akak admin tu bisik kat si Suami, find another lady to take care of them. Dan jawapannya membuatkan seorang Nazu terkelu. 

" Tak nak, saya manyak sayang sama dia." 
Lesung pipit terserlah di pipi. Ada bahagia dalam kekurangan mereka. 

Berkali-kali scene ini berulang dalam ruangan memori. Dan tidak ada satu pun yang terjadi tanpa pengetahuan Allah. Setiap saat yang kita lalui kelak, bukan lah suatu kebetulan malah tersirat segala ibrah yang meminta kita untuk berhenti sejenak, ambil iktibar dan meng-asimilasikan dalam sebuah kisah bernama kehidupan. 

Dan bergetar hati seorang Nazu, seperti ditegur Allah secara direct. 
"
Berhenti complaint. 
Berhentilah dari bersedih hati. 
Berhentilah mencari kesempurnaan dalam hidup yang serba kekurangan ini. 
Berhenti dan kiralah nikmat yang telah Allah limpahkan dalam hidup ini.
Berhentilah dari melihat yang kau rasakan bahagia sedangkan melimpah bahagia yang Allah berikan pada diri ini.
"

Dan untuk bahagia itu, kau tak perlukan harta yang bergelimpangan.
Cukup sekadar kau tahu mana yang patut kau bersyukur.


" Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga antara kamu serta berlumba dalam menambah kekayaan dan anak keturunan seperti hujan yang tanam-tanamannya mengkagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan keampunan daripada Allah serta keredhaanNya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu." [ 57;20]


Scene 2

Tiga pegawai penjara mengiringi seorang banduan, yang diimport fresh dari Mainland untuk follow up dan permohonan tukar pusat rawatan. 

" Listen here, you deserve your medications and healthcare treatments. This is your rights. Don't keep everything by yourself, let them (the wardens) know about your illness so you could have your medications."
- clear, tanpa nada telegraphic yang tersekat-sekat. Kata-kata seorang pakar kepadanya dan tiga pasang telinga yang sedang berdiri jelas mendengar kata-katanya. 
" Not all hospital have ID unit, we can only write a memo for his medication but he still need to be here for check ups." tapi warden-warden tu insist juga untuk tukar pusat rawatan. 
Dan tak habis-habis nak initiate conversation dengan seorang pelajar perubatan yang tgh blur, dan tak berminat nak dekat ceretera-ceretara ini. Pak cik warden, tak perlu nak lari dari kenyataan, dengar je apa yang doktor pakar cakap - whispering Nazual.

" Some people never learn." his words as soon the patient leave the room. 

Kagum. Itu sahaja yang mampu aku tuturkan. 
Bilamana masayarakat sekeliling memandang mereka ibarat sampah, 
Mereka-mereka ini yang ada knowledge, 
Ada kerjaya dan dihormati masyarakat (currently deteriorating due to kewujudan masyarakat BODOH SOMBONG),
Mereka memandang pesakit-pesakit ini sepertimana manusia biasa. 
Yang hanya kekurangan immuniti. Seperti mana mereka-mereka yang Allah pilih dengan kelahiran yang terus diuji dengan sakit immuniti lemah. 



Dan seperti mata dibuka dengan luas,
Walau dengan hanya beberapa jam di klinik, 
Dengan drama Denyut Kasih Medik yang tak habis-habis dekat ward,
Whispering Nazual; kenapa ramai sangat doktor handsome?
Astaghfirullah. 

Seorang Muslim, setiap langkah yang diatur, haruslah bersandarkan Allah semata-mata. 
Peringatan untuk diri sendiri.
Yang langkahnya makin lama makin berat. 
Semoga hakikatnya kita sentiasa dalam redha-Nya. 
Dalam setiap langkah, 
Dalam setiap saat,
Dalam setiap lontaran hati yang kelak akan dikira di akhirat kelak. 








Wallahualam.

#MWwrites
Nazual Zulkepli
Georgetown
071020171635

Tuhan, jadikan aku persis al Hadid dalam mengharungi dunia faana ini.

" Dan berbahagialah dalam mencari redha-nya Sang Tuhan."