Perit. Sakit.
Hinggakan ada suatu ketika, I feel going to give up
in everything. I’m having enough pain and scars in my heart. I’m tired of pretending
I’m happy but the truth, I’m in the pain. Even the tears couldn’t able to
portray the deepest of that pain.
I’m totally tired.
Till there are moments I could not hold the tears.
But His sends me letters. For me to read. To
understand it well.
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.”[2;286]
Nazu paksa diri. Paksa
hati untuk absorb ayat ini. Sebagai penawar tiap kali diuji.
“Apakah manusia itu mengira bahawa mereka
dibiarkan saja mengatakan; “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji org2 yg sebelum mereka,
maka sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui org2 yg dusta.” [al-Ankabut;2-3]
I found something interesting;
one of the sisters shared it;
Like those we’re
having in our education system. Every level has their major exam.
Primary school-UPSR
Lower Secondary
School-PMR
Upper Secondary
School-SPM
And its getting
harder and harder is it? Same goes off to level of our iman.
Semakin dekat kita
cuba untuk dekatkan diri kepada Allah SWT, semakin dalam kita cuba memahami
segala ketentuan-Nya, semakin tegar kita dalam meletakkan Allah SWT sbg pemilik
hati setulusnya,
Semakin kuat daya
penolaknya. Semakin tinggi level ujiannya. Does it sound logically?
It’s the nature.
Like in gravitational
field strength,
As the centre of an
Earth exerts gravitational potential on us, we find it hard to escape from it. Even
when we go to higher distance, we need a lot of energy to escape from it.
In this case, assumptions:
centre of Earth as our test on this life. Nikmat dunia melalaikan itu ibarat
potential of the gravitational. And we, as the caliph, as the object that going
to escape from it.
Semakin kita cuba
meninggalkan urusan dunia, semakin kita diuji.
Adakala, eh bukan,
selalunya Nazu akan nangis sampai bengkak mata, then ambil wuduk and buka
tafsir.
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala
kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah
kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan
bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah- daerah sempadan) serta
bertaqwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan).”
[Al-Imran;200]
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan
mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali
kepada orang-orang yang khusyuk” [Al-Baqarah;45]
Pasrah itu tidak sama dengan redha. Redha itu manis. Pasrah itu pahit
ibarat hempedu.
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari
orang-orang mu’min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka… “[
At-Taubah;111]
Whenever I feel lost, and there’s no body to hold on,
“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain
dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal.” [At-Taubah;129]
Bukan senang nak terima kenyataan dibenci orang
yang kita sayang. It’s not that easy. Tapi semua tu terjadi ada hikmahnya. Bukan
saja-saja Allah kasi.He gives me another part. He made me realizes. Nazu ada
kawan-kawan yang support Nazu dari belakang. Yang berkongsi rasa duka malah berkongsi
rahsia to stay strong. Yang hari-harinya dipenuhi dengan nasihat pada diri ini.
Then the quotes surely hit its point,
“Friends are family that Allah forgets to give.”
Syukran.
Recently,
I have made a decision that turns my life a bit
upside-down. Bukan mengalah. Islam tak mengajar umatnya berputus asa.
“… .. dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” [Yusuf;12]
I’m choosing the best for myself.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu,
Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
[Al-Baqarah;216]
Mungkin bukan kali ini. Mungkin di lain hari. Mungkin rezeki Nazu bukan
di bumi Scotland. Mungkin rezeki Nazu di tanah lain. Dunia Allah luas dan
banyak benda yang dipelajari. Menuntut ilmu itu bukannya limited to certain
level or place. It’s universal. Ilmu Allah itu seharusnya mengingatkan kita
pada Allah swt. Bukan yang membawa kita kepada neraka jahanam.
Bukan senang nak sacrifice benda yang kita nak. Tapi yakinnya kita pada
ketentuan Allah itu menjadi penengak kekuatan.
I want to be stronger than yesterday. I want to strong as strong as
Maryam As. Walau ujian Nazu teramatlah kecil berbanding dengan Maryam.
Tapi tak salah, ambil iktibar dari kisah Al-Quran.
Kerana yakinnya kita pada kebenaran Al-Quran.
Nazu nak jadi sepertimana Sultan Salahuddin
Al-Ayubbi dan pengikutnya, yang menjadi sejarah kerana yakinnya mereka akan
kebenaran Al-Quran sehingga berjaya menguasai BaitulMaqdis.
I want to be an individual, that stated by Allah in
the Quran, even I’m not in that level to be classified as,
“ Iaitu orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan ‘Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.’Mereka
itulah orang yang mendapat keberkatan sempurna dan rahmat dari Tuhannya. Dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Al-Baqarah;155-157]
Ayat ini tidak diturunkan untuk seorang individu, bahkan untuk semua
umat Islam. Sepanjang zaman.
I feel like crying. Betapa Allah
menyayangi makhluk-Nya. Betapa Allah kasihkan kita semua. Dia maha Pemurah lagi
Maha Mengasihi.
“……………………they
said, "Our Lord, pour upon us patience and plant firmly our feet and give
us victory …………." [Al-Baqarah;250]
Beauty is it? These letters are from the
al-Mighty. I fall in love with it, and it grew stronger every day. Jazakallah.
As the Muslim and the believer of Allah,
The phrase of ‘LA ILLAHI ILLA ALLAH’
“There’s none worthy of worship except Allah.
And Muhammad (PBUH) is the messenger of Allah SWT.”
Should be digest properly into our hearts.
By that, please grow stronger than yesterday
Nazus!
No comments:
Post a Comment